Anjing (!)

Anjing (!)

Sebenarnya aku agak takut anjing. Bukan karena anjingnya, tapi aku takut najisnya. Apalagi di Australia banyak orang memelihara anjing. Setiap kali aku ke pantai atau ke taman, aku pasti ketemu anjing. Situasi yang sangat berbeda jika dibandingkan di Malang.

Di Malang, jarang sekali orang memelihara anjing atau mengajak anjing jalan-jalan di taman. Memang sih, di Malang mayoritas masyarakatnya adalah Muslim. Jadi karena air liur anjing itu najis dan hukum memelihara anjing –tanpa ada tujuan yang jelas– adalah haram, jarang orang memelihara hewan ini. Paling banter, orang biasanya bawa anjing di CFD (Car free day) Jalan Ijen. Selain itu, paling banyak juga kucing liar, yang mana kucing hukumnya tidak najis dalam islam.

Sepemahamanku, air liur anjing najis hukumnya. Kalau bulunya, waktu pertama kali datang ke Australia, aku belum melakukan ‘research’ dan aku pikir itu juga najis. Jadi, aku sangat takut anjing. Aku takut dengan najisnya.

Tapi lama-lama aku pikir, ngapain sih aku harus takut anjing. Toh walaupun Allah SWT menciptakan air liur anjing itu najis, Allah SWT juga mengajarkan bagaimana mensucikan najis. 

Dan akhirnya, aku pun melakukan research di google. Ada tiga pendapat tentang najisnya anjing yang kamu bisa baca disini, disini, dan disini. Aku setuju bahwa air liur anjing najis, sedangkan bulunya jika kering tidak najis. Toh kalaupun terkena air liurnya, juga bisa disucikan dengan cara dibasuh tujuh kali dan salah satunya dengan debu/tanah. Bisa dibaca disini juga tentang hadist membersihkan najis anjing.

Acara stressless week di Monash Kampus Clayton

Jadi, aku hanya ingin sekali lagi menegaskan bahwa najis pun bisa disucikan, dan jangan menyalahkan anjing karena mereka mempunyai zat yang najis.

Aku setuju dengan website ini bahwa anjing dianggap binatang yang hina dan pantas disakiti, padahal dalam sejarah islam, orang muslim juga banyak memakai anjing untuk berburu, menjaga rumah, dan lain-lain. Banyak sekali kejadian di sekitarku tentang orang-orang yang membunuhi anjing dan menyakiti anjing-anjing liar– I wonder if that happens in your city too in Indonesia. Lalu, tahu tentang wanita syar’i yang memelihara anjing? Beritanya bisa kamu baca disini. Dia adalah korban netizen julid karena dia memelihara anjing. Padahal anjing yang dia pelihara adalah anjing-anjing liar. Menurutku, she knows what is she doing, dan dia pasti cukup tahu tentang bagaimana cara membersihkan anjing.

Aku pun sudah tidak terlalu takut anjing, walau kadang-kadang masih agak-agak takut karena aku belum terbiasa.

Kampus ketika minggu ke-10 perkuliahan mengadakan acara stressless week. Ketika itu aku adalah volunteer acara tersebut. Kami membagi-bagikan donat gratis kepada para mahasiswa, yang langsung habis dalam waktu 40 menit. Beberapa volunteer membawa anjing ke kampus.

After giving away the donuts, I petted the dog for the very first time of my life. The dog’s fur was fluffy and super warm. The dog was just super cute. 🖤🖤🖤 

12 thoughts on “Anjing (!)

  1. saya suka hewan
    karna dari dulu diajarkan untuk dekat dengan mereka
    karna saya juga anak rumahan maka bagi saya mereka adalah teman
    jadi bagi saya,memilih milih hewan sama aja kaya memilih milih teman, sama kaya manusia semua hewan jga memiliki plus minusnya tinggal kita bagaimana menyikapinya (agar bisa dekat dengan mereka).

    Liked by 2 people

  2. wah kalo saya ya
    kalo saya lho ya
    pegang ya boleh aja tapi jangan lupa dicuci 7 kali dengan salah satunya berupa tanah
    ribet yah

    Like

    1. Tergantung tujuan.
      Yang saya baca, kalau tujuannya cuman pet atau dipelihara aja atau punya-punyaan gaboleh, kalau misal buat jaga rumah boleh. Jaga rumah pun ditaruh di luar rumah kan ya, namanya juga jaga rumah 🙂

      Like

Leave a reply to gadgadis Cancel reply